• About

     

    Banyak hal yang bisa dipelajari di dunia ini, dan saya memilih untuk belajar menulis. 

    Sekedar menulis memang mudah, namun untuk menghasilkan sebuah tulisan yang bermanfaat, informatif, dan menginspirasi kita perlu mempelajari ilmunya dengan baik dan benar, tidak asal menulis saja. Sebuah karya yang ditulis dan akan disebarluaskan pada khalayak ramai harus layak edar. Sebagus apapun tulisan itu harus melalui proses pengeditan. Maka, disinilah peran editor berlaku. Namanya juga editor, secara garis besar lingkup kerja nya adalah mengedit sebuah karya sedemikian rupa sehingga karya itu benar benar menggunakan Bahasa yang layak dengan pesan yang tetap tersampaikan. Begitulah kira kira garis besar pekerjaan saya.

    Baiklah, saatnya saya perkenalkan diri saya sebagai Restu Adhi Prakoso. Saya lahir di Bandung, tapi secara garis keturunan saya adalah suku jawa, karena orang tua saya keduanya berasal dari solo. Saya menghabiskan masa kecil saya di Bandung, di sebuah rumah bergaya art deco di wilayah cipaganti. Bapak adalah seorang veteran namun takdir tidak memilih saya untuk mengikuti jejaknya sebagai abdi negara. Saya lebih menyukai dunia literasi. Membaca, menulis, bersajak, sastra, adalah hal-hal yang selalu menarik perhatian saya. Namun, yang membuat saya bangga dengan bapak adalah bahwa beliau tidak pernah memaksakan kehendak anak-anaknya untuk mengikuti jejak beliau, karena beliau yakin setiap anak memiliki pilihan dan takdirnya masing masing.

    Latar belakang saya memilih terjun di dunia literasi adalah karena didikan bapak. Sejak saya umur 5 tahun bapak selalu menantang saya untuk membaca buku apapun, 1 buku dalam 1 minggu, lalu menceritakan pada bapak intisari dari buku itu dengan gaya Bahasa semauku. Belakangan ketika bapak sudah lebih sibuk dengan pekerjaannya dan saya pun sudah beranjak remaja, saya alihkan hasil rangkuman buku yang saya menjadi sebuah tulisan, agar nantinya bapak bisa baca dikala beliau punya waktu senggang. Tak jarang juga saya mengirimkan hasil rangkuman buku itu ke media massa, dan beberapa diantaranya berhasil diterbitkan.

    Zaman kini dengan cepat mengalami perkembangan teknologi. Sedikit demi sedikit kertas dan tinta ditinggalkan, beralih pada sumber daya digital. Walaupun tak sedikit yang masih nyaman dengan penggunaan media cetak. Lebih well-environment karena mengurangi penggunaan kertas? Saya rasa masih sama saja, karena dengan menggunakan peralatan digital kitapun pasti lebih banyak menghamburkan sumber daya energi. Saya sendiri lebih senang menyelesaikan pekerjaan saya dengan penggunakan perangkat digital, sementara untuk melatih kinerja otak, saya tetap menggunakan perangkat old school seperti pulpen, pensil, kertas, dan teman-temannya.

    Saya akui, perangkat digital memang memudahkan saya mengerjakan pekerjaan saya. Sebagai editor sebuah surat kabar digital tentu saja saya sangat banyak memanfaatkan dan melibatkan perangkat digital dalam keseharian pengerjaanya. Sudah 5 tahun ini sejak saya dulu perkuliahan dari jurusan sastra salah satu universitas negeri di bandung, saya terbiasa menggunakan dukungan beberapa aplikasi dan software untuk riset dan untuk mendukung pekerjaan saya. Amat sangat membantu memang, apalai dalam dunia blogging. Pemahaman akan perangkat digital sangat dibutuhkan. Beberapa pihak mendalaminya untuk menghasilkan pundi pundi penghasilan, ada yang menggunakanya hanya untuk sekedar hobi, atau sebagai investasi masa depan. Apapun itu pilihan kita, kita harus benar-benar menguasainya dan pada akhirnya kita sampai pada fase dimana kita dapat menggunakan keahlian kita untuk membantu banyak orang, bermanfaat bagi sesama. Salam.